Friday, January 31, 2014

Tips Jitu Menghadapi UN ala G. Romadhon

Karena ada salah satu pembaca yang ingin minta tips cara menghadapi UN. Oke sekarang saya akan mencoba untuk menerangkan Tips-nya. Tentu saja tips ini saya buat sesuai dengan pengalaman dan pembelajaran yang pernah saya alami ketika menghadapi UN.

Kebanyakan orang menganggap UN atau Ujian Nasional menjadi musuh berat bagi siswa-siswi akhir SMP maupun SMA. Kalo diibaratkan sebuah game, UN itu merupakan Bos-nya setelah berhasil menempuh perjalanan level tertentu. Untuk masuk ke level selanjutnya para Gamer biasanya harus menaklukan Bos-nya terlebih dahulu. Itulah UN jika dalam dunia belajar di sekolah SMP dan SMA. Jika ingin naik ke level yang lebih tinggi, harus bisa melewati UN dulu. That is the big exam!

Masih dianalogikan sebagai Game (Permainan). Ketika kita main Game, terkadang kita perlu beberapa kali mencoba untuk bisa mengalahkan Bos-nya. Jarang banget ada yang bisa melawan Bos-nya kemudian dia langsung berhasil mengalahkannya. Begitu pun dengan UN. Kita harus mencoba untuk mengalahkannya dengan belajar dan latihan dengan sungguh-sungguh. Untuk itu mengapa setiap sekolah sering mengadakan "Try Out" sebelum UN dilaksanakan. Itu semua untuk mengukur sudah sampai mana batas kemampuan yang kita miliki, dan sudah sebesar apakah usaha yang telah kita lakukan.

Eniwei, UN itu jangan dibawa takut dan jangan gentar untuk menghadapinya. Santai tapi pasti. Jangan meremehkan juga, jangan juga terlalu percaya diri kemudian lupa untuk belajar. Yang terpenting adalah jihad dan usaha dengan sungguh-sungguh. UN diadakan bukan untuk ditakuti, tapi UN diadakan itu untuk kita hadapi dan kita taklukan! Anggap saja teman-teman sedang bermain Game. InsyaAllah teman-teman bisa lebih relaks untuk menghadapinya. Ko jadi serius gini ya? Hehehe

Pasang Target!
Ilmu pasang target ini bukan hanya bisa dilakukan pada UN, tapi bisa juga diaplikasikan untuk menggapai impian dan cita-cita yang kita punya. Contoh pasang target dalam UN yaitu seperti begini: Targetkan teman-teman minimal dalam satu hari mengerjakan latihan soal satu mata pelajaran sampai tuntas dan kemudian membaca pembahasannya juga. Lakukan dengan istiqomah dengan waktu disesuaikan dengan seenaknya teman-teman. Misalkan setelah sholat Isya wajib baca buku, atau setiap ba'da sholat shubuh mengerjakan latihan soal. Inget Pagi setelah ba'da shubuh itu adalah golden time segala sesuatu yang kita kerjakan pada waktu itu bisa menjadi hal yang sangat berharga. Atau teman-teman juga bisa pasang target "Try Out 1" Minimal mendapatkan nilai rata-rata 9 dan seterunya. Begitu.

Ciptakan Belajar Bareng dengan Teman-teman
Dulu, waktu saya masa-masanya menghadapi UN. Saya dan teman-teman saya biasa mengadakan belajar bareng di kelas, waktunya bisa ketika guru sedang berhalangan tidak hadir, atau bisa juga setelah usai kegiatan belajar mengajar pas jam pulang sekolah.
Keuntungan dalam belajar bareng ini, kita bisa lebih leluasa untuk bertanya, pelajaran apa atau rumus apa yang belum benar-benar kita kuasai atau pahami, kita bisa tanyakan kepada teman kita yang sudah paham dan ahli dalam hal itu. Biasanya kalo diajar oleh guru, kita lebih malas untuk bertanya, dan biasanya konsentrasi guru pun terpecah fokus mengajarnya, tidak hanya fokus kepada kita, melainkan fokus mengajar untuk seluruh siswa. Jadi wajar jika guru terkadang langsung mengganggap siswanya paham semua jika sudah ada satu atau dua orang yang paham dengan ilmu yang dia ajarkan.
Kemudian keuntungan selanjutnya kita juga bisa shering ilmu yang sudah kita kuasai kepada teman-teman kita, sehingga kita bisa lebih paham secara mendalam. Mengapa kita bisa paham secara mendalam? Karena hakikatnya sebaik-baiknya belajar sebenarnya adalah mengajar. Nah jadi untuk teman-teman yang sudah mengerti dalam satu bidang pelajaran, jangan pelit-pelit untuk berbagi ilmunya kepada teman-teman yang lain. IsyaAllah ilmu itu jika diamalkan bukan semakin mengurang, yang ada malah akan semakin bertambah, bertambah, dan bertambah. Layaknya satu pohon yang berbuah banyak. So... Mari ciptakan suasana belajar mengajar didalam kelas-mu yah! :D

Bawa Buku Whereever and Whenever!
Kebiasaan yang biasa dilakukan di Pondok adalah setiap musim ujian para Santri diwajibkan untuk membawa buku kapanpun dan dimanapun. Kalo ada yang ketauan nggak bawa buku oleh Bagian Pengajaran atau oleh Ustadz sudah pasti kami para santri mendapatkan hukuman. Kebiasaan membawa buku ini hukumnya wajib ketika musim ujian tiba, bukan hanya ketika menjelang UN aja. Nah... buat teman-teman mungkin bisa mempraktekan ini, teman-teman bisa bawa buku apa saja seperti catatan kecil atau kumpulan rumus-rumus, atau bisa juga rangkuman hasil belajar semalam dibawa kemanapun dan kapanpun. Entah itu sedang pergi ke Kantin, sedang ke Kamar Mandi, sedang diperjalanan main ke rumah teman, atau sedang bernyanyi sedang main gitar atau sedang mandi, "loh? kalo yang ini tentu nggak yah, setelah mandi baru bawa lagi tuh bukunya!" :D Hehehe
Ah... dibawa juga belum tentu dibaca kak?, jadi ngapain dibawa-bawa kemana-mana? Iyah memang buku dibawa belum tentu dibaca, tapi kalo lagi iseng pasti sesekali bakalan dibuka tuh buku! Percaya deh! Dan satu lagi tujuannya, bukan hanya kita dapat membaca ketika ada waktu luang yang tidak terpakai, hal ini bisa menandakan kita dan mensugestikan alam bawah sadar kita, bahwa kita serius dan sungguh-sungguh dalam menghadapi UN. InsyaAllah kebiasaan seperti bisa membantu.

Nah... Mungkin cukup itu dulu deh tips untuk menghadapi UN-nya yah, nanti berlanjut ke strategi jitu ketika sedang melaksanakan UN. Semoga bermanfaat dan Salam Sukses untuk teman-teman yang sedang dalam proses menjelang UN. Ingat mantra sakti ini "Man Jadda Wajada". "Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan" Ingat juga "Sesungguhnya dalam kesulitan itu pasti ada kemudahan, dan didalam kesulitan itu pasti ada kemudahan" begitu kata Al-Qur'an. Jadi hadapi UN ini dengan tenang dan gagah, tanamkan dalam hati teman-teman "Yes I Can!". "Ya Saya Bisa!".

Ooh iyah ada satu tips lagi nih yang bisa temen-temen lakuin sebelum berangkat ke sekolah agar temen-temen bisa belajar dengan semangat ketika didalam kelas. Pagi-pagi setelah sarapan dan sebelum berangkat sekolah, sisihkan waktu teman-teman sebentar untuk berileksasi mensugestikan sesuatu yang positive ke dalam diri teman-teman. Seperti ini, teman-teman pejamkan mata sejenak dan berteriak didalam hati "Bismillahirrahmanirrahim" "Saya Bisa! Saya Bisa! Saya Bisa!" "Hari ini Saya akan belajar dengan sungguh-sungguh! Saya akan belajar dengan sungguh-sungguh! Saya akan belajar dengan sungguh-sungguh!". Teriakan dengan sangat ikhlas dan dari hati yang paling dalam masukan kedalam alam bawah sadar kita. Begitulah kegiatan yang biasa saya lakukan jika ingin mencapai sesuatu! Hehehe
Sudah lakukan saja, kalo belum dicoba mana tau hasilnya bukan? :D

Oke deh kali ini cukup sampai sini dulu, dan jika teman-teman melihat ada manfaat dalam postingan ini, silahkan sher dan bagikan postingan ini kepada teman, sahabat, kerabat, atau saudara teman-teman semua. Agar bisa lebih bermanfaat! Sampai jumpa dipostingan selanjutnya! Salam :D

Friday, January 24, 2014

My Home is My Home

Gak tau kata-kata apa yang harus di muat lebih dulu ditulisan ini. Kemaren saya sempat sakit, cuma gak enak badan doang sih, meriang gitu. Sekarang juga masih kerasa, tapi itu bukan alesan untuk saya tidak menulis di blog ini. Mumpung sekarang lagi in My Kingdom. Kosan. Jadi saya harus membuat satu tulisan. Chek it out!

Akhir-akhir ini saya tinggal di rumah di Carita. Karena kuliah saya libur, tidak ada tugas-tugas yang menyebalkan lagi, dan kumpul persiapan syuting bareng Kremov Pictures pun sudah saya lewatin. Jadi hari-hari yang kemaren saya lewatin "full-time in Home". 
Tapi hari-hari di rumah nggak se-enak yang saya bayangin. Awalnya sih asik banget bisa cerita-cerita, diskusi-diskusi, ngobrol-ngobrol banyak hal gitu sama Orangtua, tapi setelah itu...

Hampir setiap hari kegiatan yang saya lakuin sama dari hari ke hari.

Tau gak apa yang saya lakuin kalo lagi di rumah?
Nih...
Pagi-pagi bangun tidur: Dibangunin ibu saya buat sholat shubuh. Terus saya bangun dengan mata yang masih tertutup rapat kemudian berwudhu dan sholat shubuh, sehabis itu gak lama kontan saya langsung tidur lagi.
Kemudian bangun-bangun jam 9 pagi, terus nyalain TV, nonton dulu sebentar film-film yang gak jelas arah tujuannya kemana (lebih banyak ganti chanel-nya sih dari pada nontonnya), kemudian merasa udah mulai bosen dan didalam perut saya para cacing-cacing sudah pada berdemo, barulah saya pergi ke Dapur untuk sarapan pagi. Biasanya saya sarapan pagi pake "Uduk Wa Ejun" (Uduk terlaris dan terenak yang ada di-kampung saya) dengan porsi Super Jumbo. Porsi saya 3 kali lebih banyak dari pada porsi yang lain. Gak tau kenapa kalo makan "Uduk Wa Ejun" 1 Porsi itu sama sekali gak kerasa abis makan. Entah karena uduknya yang enak atau karena porsinya yang mirip dengan Nasi Kucing yang Nasinya super sedikit sekali. Hehehe

Tentu saja Nenek Saya sudah hafal dengan porsi perut saya. Nenek Saya yang setiap pagi membelikan kami "Uduk Wa Ejun". Walau sudah disebut Nenek, Nenek Saya masih tetap energik dan sangat lincah kalo sedang melakukan kegiatannya setiap hari, mungkin kebiasaan seperti ini pula-lah yang membuatnya tetap muda dan energik. Perlu diketahui: Nenek saya adalah orang yang paling perhatian Sejagad Raya pada saya kalo saya sedang ada di rumah. Jangankan Nasi Uduk di pagi hari, jajanan yang biasa lewat depan rumah aja selalu beliau panggilin dan pasti dia tawarin  ke saya. Kejadian seperti ini sudah terjadi semenjak saya tinggal di pondok. Setiap Liburan Per-pulangan tiba, sudah pasti Nenek Saya jadi sangat perhatian sama saya dan segala apapun keinginan saya pasti dituruti. Enak kan jadi anak pondok? Hehehe
Wajar namanya juga jarang ketemu kalo pas lagi mondok (read: pondok).

Dibawah ini hal yang biasa Nenek Saya lakuin kalo saya sedang ada di rumah:
Pagi-pagi biasanya ada Mamang Jualan Roti lewat.
Tukang Roti: "Rotii.. rotii...! Roti.. rotii...!". Sambil mainin Bel-nya yang di pencet-pencet berbunyi tet... tot... tet... tot..!
Nenek Saya: "Gilaang? Mau Roti?". Dengan nada dan teriakan yang sangat khas yang hanya dimilki oleh Nenek saya.
Siang-siang biasanya ada tukang rujak lewat.
Nenek Saya: "Gilaang? Mau Petiss Rujak?". Sambil berjalan kedepan rumah manggil Mamang Rujak-nya.
Setelah rujak biasanya ada Tukang Baso.
Nenek Saya: "Gilaang? Mau Baso?". Tetap dengan semangat yang gak pernah ada habisnya.
Dan kalo gak ada yang jualan lewat biasanya Nenek Saya nawarin Bubur Sop yang dijual disamping rumah saya.
Nenek Saya: "Gilang? Mau Bubur Sop?". Sambil membawa mangkok kosong yang dibawanya dari dapur beliau menawarkan kepada saya. Semakin banyak jajanan lewat semakin sering Nenek Saya memanggil saya.
Dan yang saya lakukan ketika mendengar tawaran dari Nenek Saya hanya cukup bilang: "Iyah Mbah Mau!" atau "Oh nggak mbah Gilang udah kenyang...". Begitu hampir setiap hari, untuk itu wajar jika saya bilang Nenek Saya adalah Nenek paling perhatian Sejagad Raya. Dan tentu saja saya sangat mencintai Nenek Saya. I Love You Mbah Putri!. *Jadi sedih dan terharu nih... hiks hiks hiks! "Maafkan cucu-mu ini mbah kalo belum bisa membalas apapun!"

***

Gak ada hal yang menarik yang saya lakukan dirumah. Kalo orang USA (Urang Sunda Asli) bilang sih: Saya dirumah cuma "HARDOLIN" atau disingkat Dahar, Molor, Ulin. Eh kebalik ya? Ya pokoknya gitu aja deh maksudnya. Ehh... Tapi kalo buat ngomongin Ulin (Main), di rumah saya malah jarang main keluar (rumah). Entah dari mana tadinya dan seperti apa awalnya, semenjak kampung halaman saya, saya tinggalkan untuk perjalanan menuntut ilmu ke pondok, semenjak itu pula saya jarang gabung dan bermain dengan kawan-kawan rumah. Bukan karena apa-apa! Kawan-kawan rumah saya rata-rata sekarang sudah pada kerja dan sudah pada nikah juga. Jadilah saya lebih memilih mengurung diri di rumah. Jika saya mulai bosan, sesekali saya pergi ke Labuan mengantar Ibu Saya ke Toko. (Biasanya Ibu lebih memilih tinggal di rumah kalo saya sedang pulang).

Apa lagi ya yang saya lakukan di rumah? Selain HARDOLIN!
Saya pernah mencoba untuk melanjutkan tulisan serial Cerpen: Ahsan Journey in Pondok! yang sempat tersendat ketika saya sedang melanjutkan untuk menulis. Tapi di rumah saya itu mengandung banyak godaan, mulai dari aura kasur yang empuk menggoda mata siapa saja yang memandangnya, suara TV yang menggaung-gaung ke telinga seolah-olah dia berkata: "Tontonlah saya Gilang! Tontonlah Saya Gilang! Tontonlah Saya Segera!". Atau Mamang-mamang jualan yang hilir mudik dengan alat perkusinya masing-masing, dan masih banyak lagi godaan-godaan yang membuat saya harus menutup rapat laptop dan kembali mengerjakan aktifitas yang gak ada gunanya. Bermalas-malasan.
Ya benar! Di rumah, saya lebih banyak bermalas-malasan dari pada melakukan hal yang produktif. (Don't try it at Home! Jangan coba lakukan itu dirumah! Hanya dilakukan oleh Profesional!) *Hehehe

Sekarang saya mau mencoba untuk membela diri:
Ada satu kendala sih, yang bisa mengacaukan semua rencana yang udah tersusun rapih kalo lagi di rumah. Dan kendala itu adalah Jaringan Internet! Yap Jaringan Internet "Tri Jagoan Internet" saya tidak berfungsi kalo saya sedang dirumah. Padahal segala inspirasi dan motivasi yang saya bikin semuanya ada di Internet. Bagi saya sulit rasanya ketika harus menulis tanpa sambungan Internet. Seharusnya tidak begitu sih, saya harus bisa menulis dengan kondisi seperti apapun (Ya... Sedang diusahakan).

Paling kalo gak ada sambungan Internet, saya hanya punya satu jurus andalan lagi untuk mengembangkan inspirasi dan motivasi saya dalam menulis yaitu: Membaca Buku yang banyak! Biar mendapat banyak Inspirasi juga!
Dan setelah saya coba jurus andalan ini. Tentu saja jurus ini tidak berhasil saya gunakan. Membaca Buku di dalam kamar yang sangat nyaman di rumah, membuat mata saya serasa di Nina-bobokan! 1 menit berlalu, kemudian 2 menit, 3 Menit dan 5 Menit kemudian! Tidur. Hahaha gak ada yang bener amat yah kalo lagi di rumah?

***

Yaudah deh! Mungkin curhatnya cukup sekian dulu ya, semoga banyak yang gak usah ditiru dari prilaku yang kurang motivatif ini. Mulai dari bangun tidur (pagi) terus tidur lagi, itu sangat-sangat hal yang seharusnya dihindari, karena pagi-pagi itu merupakan Golden Time. Waktu yang sangat berharga. Kemudian bermalas-malasan di rumah, ini juga bukanlah sikap yang baik, seharusnya dimanapun dan kapanpun kita harus tetap rajin dan tetap bersemangat untuk melakukan hal yang positive juga produktif! Apalagi di rumah sendiri. Rumah adalah awal mula kita bisa sampai seperti sekarang ini, jadi kita harus menjaga rumah kita dengan sebaik mungkin. Karena sejauh apapun kaki kita melangkah! Pasti kita akan kembali ke rumah kita! Hohoho... Kata-katanya jadi so bijak gitu yah! Hehehe

Dan Cerita: rangkaian peristiwa diatas merupakan ungkapan masalah yang saya hadapi ketika saya sedang ada dirumah! Tentu saja saya akan berusaha untuk merubahnya perlahan-lahan kearah yang lebih baik. Rumah bukan hanya tempat istirahat tapi juga tempat kita berbuat untuk keluarga kita.
Jika kita memilki sebuah rencana perubahan? Harus dilakukan dari hal yang paling kecil terlebih dahulu, langkah kecil kita akan mewujudkan rencana besar kita! Begitu! Hehehe
Terima Kasih dan ambil dari sisi positifnya saja yah Readers! :D

Thursday, January 16, 2014

Ahsan: Journey in Pondok! #1


Mandalawangi, 30 Juli 2008
Perlahan-lahan dan dengan sangat hati-hati, aku melihat-lihat kesekeliling loteng Asrama. Aku sudah berada di Asrama Lantai 2 ditangga kamar mandi belakang. Beberapa kali aku mencoba melihat kebawah untuk memastikan tidak ada orang. Bunyi kucuran air menggeru-geru didalam tangki air memberikan efek menegangkan dan mempercepat degup detak jantungku. Sesekali bunyi keran didalam kamar mandi mengocor dengan sendirinya menandakan ada orang yang sedang menggunakannya. Tidak buang waktu setelah keadaan aku rasa cukup aman, aku langsung melompat keatas tembok. Aku memanjat dengan gesit dan dengan sangat hati-hati. Sekali dua kali kakiku menendang-nendang diudara dan hup…! Tanganku mencoba untuk mengangkat badanku sendiri. Akhirnya aku sampai diatas loteng.

Aku berjalan ketengah dengan sedikit menunduk, sekarang sampailah ditujuanku. Loteng atas Asrama. Loteng ini adalah tempat favoritku dipondok. Selain nyaman dan hening, dengan latar langit yang berwarna biru aku dapat melihat dengan jelas Gunung Aseupan yang berdiri gagah menantang awan-awan yang berjalan ringan seolah-olah mencoba untuk melewatinya. Dibawah gunung, terhampar pesawahan yang sangat luas milik orang-orang sekitar Desa Mandalawangi, sesekali aku melihat petani dan kerbaunya yang sedang suka hati membajak sawah yang subur. Sangat indah. Aku juga melihat dan mendengar kicauan burung yang sedang kejar-kejaran diudara. Sejenak aku memejamkan mata, perlahan aku mencoba untuk menarik napas sambil meresapi alam yang sedang ada disekitarku, udara pegunungan Mandalawangi perlahan masuk kedalam rongga dadaku. Setelah sesak dan dadaku mulai terasa sempit aku buang napas perlahan dari mulut. “Fuuuuu…. hhh!” Begitu nikmat dan segar sekali. Di Loteng ini adalah tempat dimana aku ingin sendiri, merenung dan berkhayal cita, dan tempat aku membangun mimpi.

Tidak terasa aku sudah satu tahun berada dipondok ini dan sekarang aku sudah duduk dibangku kelas 2. Tiba-tiba pikiranku menerawang jauh pada kejadian awal mula aku kepondok.

***

Carita, 28 Mei 2007
“San… Ahsan…! Ayo cepat kita mau berangkat sekarang, bapak lagi manggil ojeg buat kamu! Sebentar lagi datang.” Ibuku memperingatkanku dengan gaya khasnya, sambil menyiapkan beberapa bekal makanan yang akan dibawa. Sibuk.

“Iya… Bu!”. Aku menjawab malas.

Dari awal aku memang tidak mau masuk pondok, aku mendapatkan hasutan dari teman-teman sekampungku, kalo tinggal dipondok itu tidak enak. Gak ada TV, gak bisa bebas bermain, gak ada PS, harus nyuci sendiri, masak sendiri, teman-temannya nakal semua, guru-gurunya galak-galak, disiplinnya ketat banget, dan masih banyak lagi keresahan yang mereka tularkan kepadaku.

            “Enakan sekolah di SMP biasa san, sekolah dipondok udah pasti gak enak! Komo lamun katimu babaturan anu badung-badung! Geus moal betah lah maneh mah. Apalagi kalo ketemu sama temen-temen yang nakal, pasti kamu gak bakalan betah deh!”. Kata Jefry salah satu teman bermainku di kampung mencoba untuk menghasutku.

Aku semakin bimbang sejak kejadian itu, haruskah aku egois mengikuti keinginanku ataukah aku menurut dan patuh pada kedua orangtuaku. Disamping itu hatiku kecilku tetap memilih untuk taat kepada orangtua, aku mempunyai keyakinan orangtua bertindak seperti ini bukan karena benci, melainkan karena sayang pada anaknya.

***

Angin berhembus menerpa mukaku sejuk, sudah hampir 15 menit aku menumpangi motor Mang Pulung, dengan tubuhnya yang gempal dan energik dia sangat gesit menjalankan tugasnya. Tikungan tajam, jalan mendaki, tak menghalangi kepiawaian dia dalam mengendarai motor. Sepanjang jalan aku hanya melihat alam yang diselimuti kehijauan, pepohonan yang rimbun dan jalan yang berundak-undak disertai ranjau lubang yang hampir ikut serta disetiap jalan. Aku melintasi jalan alternative Caringin menuju Pandeglang. Kata Mang Pulung Pondok yang akan aku tuju sudah tidak jauh lagi. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai kepondok itu sekitar 30 sampai 60 menit dari rumahku. Tapi semakin aku menghitung waktu, aku merasa semakin lama dan semakin merasa jauh.
Sementara Ibuku naik motor bersama Bapakku mengikuti motor Mang Pulung dari belakang.

“Mang masih lama gak?” Aku bertanya untuk yang ketiga kalinya.

“Tenang, kedeung deui geh sampe. bentar lagi sampe ko, udah deket tinggal ngelewatin tanjakan bangangah yeuh!” Sedikit berteriak Mang Pulung menjawab.

Tanjakan Bangangah merupakan tanjakan yang paling terjal dan curam lagi panjang yang ada dijalan alternative Caringin – Pandeglang. Motor Mang Pulung menggeram-geram dengan buas berusaha mengeluarkan tenaga paling maksimal melawan tanjakan ini, namun motor Mang pulung masih tetap merayap pelan sambil berkelok-kelok kekenan dan kekiri. Sementara aku terus berdo’a dan berdzikir semoga motor ini bisa cepat sampai diatas.

Setelah 2 samapai 3 menitan akhirnya kami berhasil melewati tanjakan curam itu, iseng aku menengok melihat kembali tanjakan kebawah dan Subhanallah… Pemandangan dari atas tanjakan ini sungguh luar biasa indah. Aku dapat melihat hamparan alam luas membentang hijau selepas jauh mata memandang dan diujung bawah aku melihat garis pinggir pantai dan daratan Daerah Labuan dan Carita lengkap dengan cakrawalanya. Baru pertama kali aku melihat pemandangan yang seindah ini.

***

Akhirnya aku tiba didepan gerbang Pondok yang akan aku tempati, Pondok Al-Falaah. Aku sempat kaget ketika melihat gerbang dan bangunannya. Benarkah ini adalah sebuah Pondok Pesantren? Atau malah sekolah elit. Bangunan yang berdiri kokoh dengan atap yang sangat lebar, disertai taman hijau yang rapih nan bersih dengan list bunga berwarna ungu berbaris rapih mengitari pinggiran taman, ada juga tiga pohon palem yang berdiri tegak ditengah-tengah halaman disamping Masjid. Sejuk, tentram dan damai. “Aku rasa aku mulai tertarik dengan pondok ini, bisakah aku sekolah disini?” Gumamku dalam hati.

Didepan Lobi utama aku dapat menyaksikan Gunung Pulo Sari yang berdiri gagah. Gunung ini berwarna hijau membentuk gambar segitiga, gunung ini mengingatkan aku dengan gambar-gambar yang sering aku buat di SD ketika pelajaran menggambar. Ternyata Gunung yang benar-benar berbentuk segitiga itu memang benar ada wujudnya. Dan gunung itu ada tepat persis didepanku sekarang didepan Pondok Al-Falaah.

Dilobi utama pesantren, aku dan orangtuaku disambut dengan ramah oleh santri yang sedang Bulish nahr atau piket siang. Mereka menebar senyum kemudian menawarkan apa yang mereka bisa bantu. Setelah mengobrol ringan dengan kedua orangtuaku akhirnya kami diajak untuk berkeliling dan melihat-lihat Pondok. Aku di ajak ke tempat-tempat yang biasa digunakan kegiatan oleh para santri. Aku diajak berkeliling ke Kelas, Masjid, Asrama, Kamar Mandi Asrama, Jemuran Belakang Asrama, Tempat Cuci Baju, dan Dapur. Pondok ini mempunyai 2 kampus. Kampus pertama berada di Bangkong dan kampus kedua berada di Pari yang sekarang sedang aku kunjungi. Asrama yang ada di kampus 2 ini terdiri dari 2 lantai, asrama bawah merupakan asrama putra dan asrama atas merupakan asrama putri.

Setelah puas berkeliling pondok tidak terasa suara adzan berkumandang. Dan kami bergegas untuk pergi ke Masjid terlebih dahulu. Disini aku melihat para santri keluar dari kelasnya dan bergegas pergi ke Masjid guna menunaikan Sholat Dzuhur berjamaah. Aku terkesan sekali dengan suasana seperti ini. Ramai, nyaman, damai dan sejuk dihati. Aku suka sekali dengan pondok ini.

Aku dan orangtua-ku ikut sholat berjamaah dengan para santri, entah mengapa aku merasakan suasana hati yang beda yang tidak pernah aku dapati dalam kehiduapanku sebelumnya. Melihat para santri yang berdisiplin pergi ke masjid, makan, dan mengikuti kegiatan lainnya. Aku jadi ingat dengan Film Boboho Shaolin Temple yang sering aku lihat di TV. Di cerita Film Boboho mereka tinggal di sebuah Perguruan Shaolin dan mengikuti kegiatan yang padat dan mereka juga harus berdisiplin mengikutinya. Aku sangat suka sekali Film ini. Bahkan aku pernah berkhayal mungkin kalo aku tinggal dipondok ini aku bisa mandiri seperti tokoh-tokoh yang ada di Film Boboho. Ada juga satu Film Laga lainnya yang sangat aku gemari yaitu Film Jackie Chan. Aku sangat suka Film Jackie Chan, film ini mengajarkan aku bahwa hidup itu harus berbuat, harus berlatih, harus kuat, dan tidak kenal kata menyerah. Ko malah jadi cerita kemana-mana ini. Oke lanjut ke jalan cerita yang ada lagi sekarang. Hehehe

***

Setelah selesai sholat aku memutuskan dalam hati. Aku mau sekolah disini. Tapi aku belum berkata kepada orangtuaku. Aku masih menyimpannya sendiri dalam hati.

Ibuku menyuruh aku langsung daftar dan test lisan. Padahal aku belum menyiapkan apa-apa, aku belum belajar sebelumnya karena niat pertama aku ke pondok saat ini bukan untuk test! Tapi hanya untuk survey tempat saja. Aku bingung.

Dengan modal semangat, dan do’a dari orangtua aku mencoba untuk memberanikan diri. Aku dipanggil ke ruangan yang berada di Loby atas. Aku bertemu dengan seorang Ustadzah muda yang cantik nan anggun, belakangan ini aku tau ternyata dia adalah Ustadzah Umi. Dia sangat ramah dan mempersilahkan aku duduk. Pertama-tama aku test Imla, yang kedua baru Baca Al-Qur’an. Aku menjawab semua pertanyaan dengan semampu yang aku bisa.

Testing yang diadakan Pondok ada 2 tahap. Tahap pertama ada Test Lisan yang baru saja aku ikuti, dan tahap kedua adalah Test Tulis yang nanti akan diselanggarakan ditanggal yang telah ditentukan, test tulis ini akan diikuti oleh seluruh calon santri yang telah mendaftar sebelumnya. Test Lisan terdiri dari Baca Al-Qur’an dan Imla (menulis arab) sementara Test Tulis yaitu testing pelajaran umum seperti pelajaran IPA, IPS, Matematika, Psycotest dan Bahasa Inggris.

Aku masih punya harapan di Test Tulis. Test Tulis akan diadakan 2 minggu lagi bareng disatu waktu yang telah di tentukan oleh pondok. 2 Minggu lagi aku akan bertemu kawan-kawan baru yang akan mengikuti test tulis bersamaan denganku. Aku akan menyiapkan sebaik mungkin, aku dengar orang yang sekolah di pondok ini bukan hanya orang-orang yang ada di Pandeglang tapi juga ada banyak yang dari luar Daerah Pandeglang. Seperti Tangerang, Serang, Lampung, Bali, Aceh, dan daerah-daerah lainnya. Maka dari itu aku harus berjuang dengan semaksimal mungkin, aku gak boleh minder dengan orang-orang itu. “Kalo mereka bisa, kenapa kamu nggak? Kamu pun pasti bisa!” Begitu kata Ibuku menyemangatiku untuk tetap berjuang.

Ada beberapa percakapan yang membuat hati-ku gusar. Ibu ku berkata padaku "San, ibu harap kamu mau belajar disini untuk memperdalam ilmu agama juga ilmu umum. Karena cuma disini kamu bisa dapet dunia juga akhirat. Apalagi kamu tau, ibu sama bapak ilmu agamanya nggak seberapa. Masih harus terus belajar lagi, makannya ibu sekolahkan kamu disini biar kamu bisa menggali dan mengajarkan ilmu agama khususnya ke orantua dan keluarga. Umumnya kepada umat manusia. Itu harapan ibu san! Kamu adalah anak laki-laki dan anak pertama, langkah-mu pasti akan jauh!" Sambil mengusap-usap kepalaku.

Waktu itu aku hanya diam dan bergumam dalam hati. "Iya aku harus bisa melanjutkan cita-cita kedua orangtuaku, aku harus bisa. Kalo bukan aku yang melanjutkannya? Siapa lagi? dan aku juga harus berbakti kepada orangtua. Merekalah yang sudah mengasuh-ku sampai saat ini. Kalo bukan sekrang aku berbakti? Kapan lagi?" Pikiran seperti ini sudah aku miliki walau baru seusia lulusan anak Sekolah Dasar.

Dari sinilah aku merasa ada sebuah perjalanan panjang yang akan aku tempuh. Ada sebuah amanat besar yang akan aku pegang. Ada harapan dan cita-cita luas yang akan aku raih. Ada dunia baru yang akan aku temui dan ada teman-teman baru yang akan menjadi keluargaku. Aku berharap semuanya akan berjalan lancar dan sesuai dengan apa yang aku dan orangtuaku harapkan. Do’a dan support mereka untukku tidaklah akan putus sampai kapanpun.

Jogja Asian Festival Film #Part2

Sekarang sudah waktunya tulisan "Jogja Asian Festival Film #Part 2" dibuat, mengingat waktu yang semakin telat jika saya tidak cepat-cepat bertindak untuk berbuat maka yang ada malah semakin pilu. Gak nyambung ya? Ya.. saya juga sadar akan hal itu ko.. Hehehe.

Ada banyak hal sebelum saya menuliskan tulisan ini yang sempat saya alami, gejolak hati dan jiwa seakan menjadi saksi, bahwa saya mulai takut untuk menulis lagi (lebay.com). Entah mengapa dan apa alasannya saya pun tidak tau, rasa itu menyerang dengan sangat tiba-tiba dan dengan tidak disangka-sangka. (Udah kaya rezeki ya?) Inilah cobaan seorang penulis, pikir saya. Tapi ya sudahlah, yang berlalu biarlah berlalu, yang penting sekarang saya sudah mulai berani untuk menulis kembali. *Cling* beri senyum unyu maksimal. Hehehe :D

Saya senang ketika mendengar komentar dan saran dari teman-teman yang telah membaca Jogja Asian Festival Film #Part 1. Ada yang berkomentar "Duuh.. ini tulisannya bikin penasaran!". Sambil goyang-goyang kepala ke kiri ke kanan. Gregetan. Ada juga yang berkomentar sinis tapi membangun "Tulisannya masih banyak kata yang di ulang-ulang, padahal maknanya sama! Tapi over all bagus!. Sambil berpesan, "Ditunggu yang part 2 nya yah!". Ada juga yang komentar "Ko tulisannya di bikin part kaya gitu? gue suka kapok kalo baca tulisan yang di bagi per-part! Biasanya isinya sama". Wah kalo gitu nanti saya bikin dengan isi yang berbeda dan lebih menarik deh! Hehehe. Dan masih banyak lagi yang lainnya, terima kasih banyak buat teman-teman yang sudah rela mnyisihkan waktu untuk membaca tulisan saya. Kalo memang bisa, mungkin saya akan mencatat nama-nama Readers semua dimusim Rekor Muri Dunia karena sudah bersedia membaca tulisan saya. "Emang ada yah?!". Oke kalo gak ada skip aja kalo gitu. Lupakan!. Hahaha..

Kalo kemaren saya bercerita banyak tentang hal mencatat impian dan mengkhayalkannya sekarang saya akan lebih bercerita tentang hasilnya, yap hasil yang didapat ketika kita berani berkhayal dan bermimpi, plus ditambah berani menuangkannya dalam bentuk catatan. Itu akan menjadikan impian dan harapan kamu terkabul lebih cepat. Percaya deh! Percaya aja udah... (Maksa Hahaha). Ya kenapa saya memaksa karena saya sudah membuktikannya sendiri. Dan hasilnya benar-benar real saya dapatkan (Berhasil). Malah yang hanya sempat dikhayalkan dan belum sempat dicatat saja bisa terwujud dengan tidak disangka-sangka. Masih nggak percaya? Coba kamu lakuin dan buktiin dulu deh! Kalo emang gak berhasil boleh komplein ke saya disini (@geeromadhon My Twitter), dan buat kamu yang berhasil membuktikannya pun boleh shering berbagi pengalaman dengan saya dan kawan-kawan diblog ini.

Sekarang mari kita lanjut ke cerita, dihari-hari berikutnya saya dan teman-teman Kremov mengikuti acara seperti biasa. Kegiatan yang kami lakukan secara garis besarnya yaitu: Bangun tidur dipagi hari kemudian langsung mandi, setelah itu sarapan dilantai 5 lantai teratas Edu Hostel. Di tempat ini kita bisa melihat jalan-jalan kota Jogja dan rumah-rumah disekitar langsung dari atas sini. Makanan pun tentunya sudah disiapkan oleh pihak hostel, dan apa tugas saya? Saya dan teman-teman hanya bertugas untuk menghabiskan makanan yang telah disediakan. Hehehe

Setelah sarapan selesai kami langsung turun ke bawah menunggu jemputan Mobil Elf untuk pergi ke Taman Budaya Yogyakarta, setiap harinya kita mengadakan diskusi ringan tentang perjalanan komunitas-komunitas film yang ada di Indonesia. Setelah diskusi selesai kami dibebaskan untuk memilih tontonan film, saya dan teman-teman bisa menonton film di TBY atau bisa di XXI Empire yang telah disiapkan oleh panitia. Begitulah rutinitas keseharian kemi di Acara JAFF ini. Tidak lupa sebelum tidur dimalam hari kami pun mengadakan kumpulan dengan senior-senior alumni JAFF ditahun-tahun sebelumnya (JAFF rutin diadakan setiap tahun) yang telah menjadi Film Maker Professional. Beruntung sekali kami bisa berdiskusi dari pagi sampe semalaman seperti ini.

Di hari Jum'at, hari dimana saya, Ka Darwin dan Bang Satriyo harus mempersentasikan kegiatan Kremov, kami sangat gugup waktu itu. Dari kamis malam kami sudah mulai was-was, dibenak kami terpikir bagaimana komentar dan pendapat temen-temen komunitas lain yah dengan kegiatan yang nanti kami persentasikan? Selalu begitu.

Pertanyaan itu selalu muncul dibenak kami, dan kami harus benar-benar perfect membawakan persentasi pada esok hari. Setelah mencoba berlatih untuk beberapa kali, akhirnya kami pun memutuskan untuk tidur, agar besok bisa bangun pagi-pagi dan badan terasa segar.

Keesokan harinya saya dan teman-teman Kremov sudah bangun pagi-pagi sekali, tapi apa yang kami dapati, banyak panitia dan teman-teman kami yang masih belum pada bangun. Mereka tidur dengan pulasnya, mungkin ini efek dari obrolan malam dilantai 5. Sehingga mereka cukup lelah dan tidur dengan pulas. Tapi yang menjadi masalah kami adalah hari ini adalah hari Jum'at, waktu yang kami gunakan akan lebih sedikit jika mereka semua pada telat.

Dengan sangat hati-hati kami pun mencoba membangunkan panitia, dan teman-teman dari komunitas lain. Selang beberapa menit kemudian mereka pun satu per satu tersadar dari mimpi indahnya.

"Mas Fauzi... Mas.. Bangun mas.. udah siang.. Kita jadi persentasi hari ini kan?" Sambil menggoyang-goyangkan badan Mas Fauzi aku mencoba untuk membangunkannya.

Mas Fauzi hanya menjawab "Hmm.. iya..a.a, Hmm.. iya.." Sambil memeluk guling dengan kondisi mata masih tertutup rapat.

Saya tidak menyerah sampai disitu, saya mencoba kembali membangunkan "Mas bangun! Acaranya jam 9 kan?".

"Iya.." Kali ini dia sudah sedikit siuman.

Saya coba mengambil gulingnya dan mengajaknya bangun "Hayu mas bangun kalo gitu!" dengan sedikit memaksa. "Ema..ng se..kara..ng masih jam bera..pa..?" Sambil mengucek-ucek matanya Mas Fauzi mencoba untuk bangun.

Spontan saya jawab "Jam 9 Mas!".

"HAH...!!! Kenapa gak bilang dari tadi tooh!!" Matanya langsung kontan melolot dan mencoba mencari-cari hapenya untuk memastikan bahwa sekarang benar jam 9.

"Walaah..! Piye iki? Hayo... bangunin yang lain lang, udah telat iki..!" Logat jembernya pun kembali beraksi.

Singkat cerita saya dan teman-teman akhirnya sampe di TBY pukul 10.30 pagi, setelah mengalami keributan keras sana sini karena pada bangun kesiangan. Ampun deh! Pada rempong kalo nginget-nginget kejadian itu.

***

Saya dan ka Darwin langsung bersiap untuk persentasi.

Persentasi pun dimulai. Pertama-tama kami tampilkan dulu beberapa treiler Film yang telah kami garap, setelah itu kami buka persentasi dengan perkenalan. Seperti Kremov itu apa? Kapan dibentuknya? Siapa saja yang ada didalamnya? dan Kegiatan apa saja yang biasa dilakukan? Setelah beberapa menit perkenalan selesai, kami suguhkan para temen-temen komunitas dan para hadirin dengan Film Mengejar Medali dan Film Ki Wasyid (klik judul filmnya jika ingin melihat trailernya).

Tidak kami sangka, ternyata antusian penonton dan para hadirin di ruang diskusi itu pun menjadi terkaget-kaget dan surprise terkejut luar biasa, ketika melihat dan menyaksikan film serta hasil persentasi yang kami paparkan. Ada yang bertanya seperti ini "Mas kalo boleh tau? Itu bagaimana caranya kalian bisa menarik banyak penonton dengan sistem tiketing, sementara kami saja yang sudah biasa membebaskan biaya untuk menonton film yang kami buat itu sangatlah sulit. Apa lagi bisa sampe ratusan penonton?" Tanya Ina dari Komunitas Film Cisadane. Ada juga yang hanya memberikan komentar "Saya cukup terkejut dan surprise ketika mendengar dan mengikuti persentasi ini, kremov ini komunitas yang unik dan memilki ciri khas, mereka juga sangat jeli untuk medistribusikan karya film-filmnya tidak hanya memproduksi filmnya dan hal seperti ini jarang sekali dimilki oleh komunitas-komunitas yang ada di Indonesia". Ucap Mba Yeni yang bekerja sebagai wartawan juga jurnalis disalah satu media yang ada di Jakarta.

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan, tanggapan yang positive dari teman-teman dan juga hadirin beserta panitia yang ada membuat kami semakin rendah hati. Ini adalah nikmat yang diberikan dari-Nya dan kami kembalikan kepada-Nya, kami syukuri dan kami nikmati ini. Setelah selesai persentasi kami pun langsung bersegera beranjak pergi ke Masjid untuk menunaikan ibadah Sholat Jum'at yang untungnya pas banget waktunya.

Setelah selesai sholat dan makan kami mengikuti acara seminar "Seni dan Film" yang salah satu narasumbernya adalah Hanung Brahmantyo. Kami sangat antusias sekali mengikuti seminar ini sampai selesai. Kami juga dapat kejutan dari panitia Mas Fauzi, bahwa yang tadi barusan mengikuti seminar dibolehkan untuk ikut menonton "Premiere Film Soekarno" yang sudah dari awal kami incar ingin sekali menontonnya. Inilah yang dinamakan Rezeki yang datang dengan tidak disangka-sangka lagi. Nikmat mana lagikah yang engkau dustakan?. Karena tidak semua teman-teman dari forum komunitas dibolehkan ikut menonton. Yang boleh menonton hanya yang tadi mengikuti seminar Hanung. Lengkap sudah hari ini menjadi hari yang sangat menyenangkan bagi kami. Bisa langsung menonton Premiere langsung dengan sutradara filmnya sendiri. Cool men!.

Hanung Brahmantyo (Tengah), Garin Nugroho (Kanan)
dan Sebelah kiri (Saya Lupa Siapa dia? Hehehe)
Itu adalah foto yang diambil ketika Hanung bercerita tentang dunia perfilman yang ada di Indonesia, di acara seminar Seni & Film masih di acara JAFF pastinya. Seminar ini jugalah yang mengantarkan saya dan teman-teman Kremov dibolehkan untuk ikut menonton premiere Soekarno. Hanung benar-benar antusias dan semangat bukan? Terlihat jelas difotonya tuh... Hehehe
Mas Fauzi (Kiri), Ka Darwin (Tengah) dan Saya (Kanan)
Itu adalah foto ketika kami akan bersiap-siap untuk menonton premiere Soekarno. Mas Fauzi sang pahlawan premiere, jasanya sangat berarti bagi kami. Huaalah Lebay! Hehehe
Suasana didalam bioskop sebelum Premiere dimulai.
Buruaan masuk masih banyak yang kosong gan...!
Saya dan teman-teman memilih untuk duduk dideretan kursi paling atas, biar bisa melihat para penonton yang sangat antusias juga niatnya. Hehehe
Dipertengahan film diputar Zaskiya Aditya Meka dan Hanung Brahmantyo sang empunya Film ini malah mendekat ke arah kami, mereka berdua duduk disamping kiri kami. Padahal mereka sudah disiapkan kursi VIP dideratn tengah. Saya tau alasan mereka mendekat kepada kami!. "Bukan.. Bukan! Bukan gara-gara ada saya disitu kok, mereka cuma risih takut mengganggu para penonton karena anaknya yang masih kecil, jadi mereka memilih untuk memisahkan duduk diatas". Sesekali anaknya malah menggelayot ditangan saya. "Haduuuh... untuk saya orang bae-bae kalo gak udah bisa saya culik tuh!". Hehehe Intinya that is the best experience men!
Saya dan Bernard Batubara (RadioGalauFM)
Awalnya saya nggak tau entah siapa dia (yang foto bareng saya diatas). Tapi teman saya Aulia berbisik kepada saya: "Ehh ada Bara penulis Radio Galau FM tuh..!" Kata Aulia gemes. "Iyah? Mana?" Saya celingukan bingung sambil mencari-cari. Aulia langsung minta Bang Satriyo untuk memfoto dia dengan si Bernard Bara. Aku masih celingukan bingung mencari-cari orangnya yang mana. Saya tau dan pernah menonton film "Radio Galau FM" tapi saya tidak tau kalau memang film itu adaptasi dari sebuah Novel. Karena saya suka nulis. Awalnya saya hanya memandang Aulia dan Bernard berpose didepan lensa Bang Satriyo. Setelah proses buffering dipikiran saya selesai saya langsung turun kebawah ngekor buat ikutan foto bareng si Batu Bara deh. Siapa tau aja ilmu nulis dia bisa nular ke saya pikir saya waktu itu. Hehehe
Sarapan Pagi di Lantai 5 EDU HOSTEL Jogja, Kopinya ngangenin euy!
Iya tau bibir saya gak kontrol! Saking enaknya makanan sana hehehe


Beneran bisa liat jalan dan rumah-rumah kota Jogja dari lantai 5 sini tuh! Hehehe
Saat kejadian terkena Syndrom Obrolan Malam! Tidur Pulas...
Sarapan harus tertib dan ngantri. Sama kaya dipondok!
yang gak sama sih makanannya Hehehe
Walau kegiatan berhimpit rapat!
Sholat tetap jangan dilupakan.
Nah itu tadi beberapa penggalan cerita dari lanjutan JAFF #Part1 dan beberapa foto kegiatan didalamnya. Sebenarnya masih banyak lagi cerita yang ingin saya share disini. Tapi jangan sekarang deh, biar lebih lengkap nanti di JAFF #Part3 aja kali yah.. Hehehe
Iyah tenang aja saya bikin part 3 dengan konsep yang beda juga kok! Yang pasti harapan saya dari jalan cerita ini semua bisa bermanfaat dan saling menggali inspirasi satu sama lain. Karena saya punya keyakinan Impian itu bisa dibuat dan diciptakan. Impian itu bisa diwujudkan. Impian itu bisa membawa kita ke level yang lebih tinggi. Impian itu? Kita semua harus punya impian intinya. Wajib. Hehehe

Kalo merasa ada manfaat yang dipetik dari tulisan ini, bagikan kepada teman, kerabat, saudara dan sahabat readers yah. Biar tamabah manfaat dan Selamat berbagi Inspirasi! See you di "JAFF #Part3!".

Thursday, January 9, 2014

Postingan Penampilan Blog Baru! Simple and Energic!

Setelah memilah dan memilih mengutak-atik desain blog, akhirnya pilihan terakhir malam ini jatuh pada tema yang sedang saya gunakan saat ini. Full colour and simple! It looks nice dengan foto saya yang kece (udah jangan pada protes) ditaro dipojok kanan atas menjadikan blog ini terlihat lebih indah. Jadi jangan kaget ya kalo tampilan blognya beda lagi sekarang! Hehehe

Saya memang orangnya cepat bosan, apalagi kalo yang saya hadapi atau yang saya punya tidak sesuai dengan sreg hati saya, itu udah alamat (baca: pertanda) bakalan saya ganti dan pasti bakalan saya ubah dengan macam-macam gaya yang lebih sreg dengan selera hati saya. Contoh kecil ya tema di blog saya ini. Udah beberapa kali saya ganti tema dalam waktu seminggu ini. Semoga tema saat ini menjadi yang terakhir. Eh jangan terakhir dik! Menjadi yang terlama aja yah, soalnya terkadang memang kita membutuhkan suasana baru dan view yang baru agar otak, mata, dan jiwa kita bisa lebih fresh! Tapi gak setiap minggu juga sih gantinya. Hehehe

***

Hari ini kebetulan adalah hari UAS terakhir saya, tadi UAS terakhir ditutup dengan mata kuliah Mekanika Fluida. Mata kuliah yang mempelajari tentang air, sifat air, jenis air, dan tempat-tempat yang akan dilalui air. Seperti gorong-gorong, drainase, bendungan, dan bentuk-bentuk penyelamat air lainnya (Kalo gak ada itu semua air bisa menjadi liar kawan). Itulah kira-kira yang saya pelajari didalam Mekanika Fluida. Banyak juga rumus-rumus yang keluar disini, dan banyak juga cerita-cerita pengalaman si Bapak Dosen ketika menangani kasus-kasus yang berhubungan dengan air juga pastinya.

Terus apa hubungannya itu semua sama tema tampilan blog baru saya? Tentu ada hubungannya. Hubungannya adalah let's move on! Tinggalkan yang lama dan mulailah ke lembaran baru. Tinggalkan semester lama dan mulailah bersemangat kembali disemester baru. Begitu...!
So.. Mumpung sekarang juga masih dibulan Januari dan masih diawal tahun 2014, dan saya juga baru saja tadi sore memproklamasikan resolusi saya untuk tahun 2014 ini kesempatan untuk kita (saya dan blog) lebih bersemangat merangkul mimpi-mimpi yang telah dibuat. Always optimis and do the best for our dreams!

Mata mulai ngantuk...

Besok niatnya saya mau pulang ke Carita, lagi butuh support lagi nih dari kalangan keluarga! Tapi tenang aja readers walaupun biasanya saya malas nulis kalo lagi dirumah, dengan alasan sinyal internet yang cenat... cenut... cenat... cenut... pengen kentut kaya at*t -Eehh! (gak sengaja asli!).
Sekarang saya akan mencoba tetap produktif untuk menulis, kan sekarang mah udah punya deadline cerpen: Ahsan setiap bulannya, belum ditambah naskah Novel: (yang belum ada judul) yang masih sangat butuh perhatian dan kasih sayang saya.

Jadi No time for ecek-ecek! 

Hoaamzzz... (Nguap sambil ngorok) Kayanya otak saya juga udah ikutan mulai merajuk saya untuk beristirahat, kasur dipunggung saya mulai menggoda saya dengan lihai, oksigen didalam kosan serasa sumpek dan mengganggu pernapasan serta peredarannya menuju otak yang berefek ke mata yang semakin berat untuk melek.

Saya pun mulai ngelantur nulisnya kemana-mana. Jadi untuk malam ini saya sudahi cukup sampai disini dulu, kurang lebihnya moon maap, Wassalamu'alaikum! Daah bobo dulu yaw...!
Nih poto saya saat ini! Beneran udah beler kan? Tapi tetap tersenyum :)
Iyah saya tau fotonya jelek banget! No problem! Dan Selamat beristirahat malam ini readers! Waktunya bermimpi... :)

Resolusi Saya di Tahun 2014!

Sesuai janji saya kemaren, sekarang saya akan menuliskan resolusi saya ditahun 2014 versi lengkapnya. Saya menulis resolusi ini dengan maksud : Harapan dan impian yang saya akan kejar ditahun ini bisa terlaksana dengan baik. Bisa juga sebagai sugesti positive bagi saya, dengan menanamkannya didalam catatan ini.

Mengapa impian harus ditulis? Kalian akan mengetahuinya setelah mencoba untuk mempraktikannya. Impian akan tercapai lebih cepat ketika kita berani menuliskannya. Believe it!.

Oke kalo gitu langsung aja saya menuliskan resolusi saya di tahun 2014 yaitu:
  1. Saya akan membuat Naskah Novel. Judulnya masih rahasia *emang masih belum ada judul sih!* Clue dari Temanya: Pondok Pesantren. (Target perhari satu lembar).
  2. Saya akan konsisten menjadikan blog ini sebagai ajang latihan dan media menulis saya. Dan menjadikannya tempat shering dan berbagi pengalaman.
  3. Saya akan membuat cerpen "Ahsan (Read: Nama Orang)". Setiap sebulan sekali akan saya terbitkan diblog saya ini. (Semoga saya bisa konsisten dan berani berbuat).
  4. Saya juga akan menggarap 2 Film Baru bersama Kremov Pictures. Film pertama digarap pada awal bulan Februari 2014 dalam waktu dekat ini. Film kedua akan digarap di bulan April atau Mei. Judul Film masih belum bisa dipublikasikan (Maaf ya!), yang pasti filmnya masih dengan tema yang sama yaitu: Mengangkat budaya dan pariwisata yang ada di Banten. Kali ini kami tertarik untuk mengangkat budaya dari Pandeglang dan Rangkas. (Semoga Filmnya bisa diterima oleh masyarakat dan seluruh kalangan, Aamiin).
  5. Saya akan menghidupkan kembali bisnis kaos saya yang sempat mati suri, @GKMotivation. Alhamdulillah sekarang saya sudah mempunyai 2 partner bisnis dalam bidang ini, dan tentunya mereka sudah sangat ahli dalam bidangnya masing-masing. Namun akhir-akhir ini saya masih belum bisa menyiasati waktunya, tapi itu bukan alasan. Dalam waktu dekat saya akan bertindak.
  6. Saya akan berusaha untuk mengambil dan meng-eliminasi satu persatu mata kuliah yang sempat tertinggal disemester sebelumnya. Yang ini Wajib!. (Biar cepet lulus juga, bantu do'a ya temen-temen) (Makasih).
Nah itu dia resolusi saya ditahun 2014 ini, semoga saya bisa istiqomah dan senantiasa diberi kekuatan oleh Allah SWT untuk melakukan yang terbaik ditahun ini. Aamiin.

6 resolusi ditahun ini harus benar-benar dapat dan membuahkan hasil yang bermanfaat bagi banyak orang. Karena menurut saya kalo punya cita-cita dan impian itu jangan egois, jangan mau dapat sendiri, selipkan dalam impian kita orang-orang (siapa saja) khususnya orang yang kurang mampu yang akan mendapatkan manfaat dari kita jika kita telah menggapai cita-cita yang kita inginkan. Maka impian dan cita-cita itu pun akan lebih melangit dan terkabul lebih cepat.

Dan jangan lupa ceritakan juga kepada teman-teman, sodara, sahabat terlebih yang harus wajib tau adalah kedua orangtua kita (do'a orangtua itu mustajab), dengan maksud mereka bisa mendo'akan dan mengaminkan impian dan cita-cita apa yang ingin kita capai. Bukan berarti sombong (diliat dari niatnya), tapi ini adalah sebagai langkah dan sugesti buat diri kita, bahwa kita sungguh-sungguh ingin mendapatkan itu.

Oke itu tadi sekedar shering dan berbagi sedikit tips yang biasa saya lakukan ketika saya sedang menetapkan resolusi. Itu resolusiku apa resolusimu? :)

Selamat dan Semangat untuk membuat resolusi teman-teman readers!

Wednesday, January 8, 2014

Jangan Mengeluh kalo Gak Mau Jatuh!

Alhamdulillah setelah 2 jam berada dikelas guna untuk mengikuti UAS Kalkulus, akhirnya saya semakin mengerti bahwa angka nggak bisa diajak kompromi. Menakutkan.

Dan saya baru tersadar, bahwa yang saya hadapi tadi bukan hanya angka tetapi juga ada antek-anteknya angka yang berkumpul menjadi satu dalam komunitas yang bernama Kalkulus. Mereka adalah huruf dan simbol. Mereka menjadikan angka yang tadinya terlihat polos dan lugu walau terkadang nyebelin menjadi beringas dan uncontrolable. Uhhh Syereemm bukan?

Tapi itu semua gak penting, yang penting sekarang saya sudah melewati UAS Kalkulus. Walaupun entah bagaimana hasilnya, yang penting saya telah berusaha. Semoga mendapatkan yang terbaik.

Setelah UAS usai, saya jadi kepikiran seperti apakah bentuk monster yang akan saya hadapi di semester selanjutnya? Baru sampe sini aja otak saya sudah kembang-kempis menampung jejalan rumus-rumus dan angka-angka. Oke sekarang kita mencoba untuk berpikir positive. Dari tadi saya kebanyakan cerita tentang betapa cemen dan pesimisnya saya dalam menghadapi angka-angka di kuliah.

Padahal seperti yang telah kita ketahui! Pesimis itu adalah singkatan dari Penyakit Si Miskin. Nah loh...! Makanya jangan mau kita bersikap Pesimis! Itu hanya akan membawa kita kepada kemiskinan. Dan sudahkah kita tau? Bahwa Optimis itu adalah singkatan dari Orang Pintar Anti Miskin. Bukan Orang pintar minum Tolak Angin yah tapi! Hehehe
Nah oleh karena itu kita harus bersikap optimis untuk menolak miskin.

***
Entah kenapa akhir-akhir ini saya jadi sering mengeluh mempermaslahkan kuliah yang sedang saya ikuti! Padahal itu memang sudah pilihan saya untuk kuliah di Teknik. Tapi bukan itu yang menjadi persoalan. Yang jadi persoalan adalah saya jadinya malah sering banyak mengeluh di blog, padahal niat awal saya membuat blog disini aja buat saling shering pengalaman dan motivasi juga inspirasi mengenai kehidupan.

So... Kalo saya banyak mengeluh disini, gimana saya bisa shering dan berbagi pengalaman juga inspirasi! Oke mulai saat ini stop mengeluh dan menyalahkan keadaan, dan mulai berkonsentrasi dan bersungguh-sungguh untuk berbuat menjadi yang lebih baik.

Saya juga baru ingat bahwa saya belum membuat rsolusi untuk tahun ini. Tahun 2014. Padahal saya juga yang pernah bercerita disini bahwa impian dan cita-cita yang hendak kita capai haruslah dibayangkan dan dituliskan dengan sangat jelas dan gamblang. Maka dari itu mumpung sekarang masih awal memasuki tahun 2014, walau udah tertinggal beberapa hari saya akan membuat resolusi pencapaian apa saja yang akan saya dapat di Tahun ini.

Inilah beberapa hal yang ingin saya capai ditahun 2014. Saya ingin konsisten memberdayakan blog ini sebagai ajang latihan dan media menulis saya, saya juga ingin membuat naskah Novel, saya juga ingin menghidupkan kembali @GKMotivation : Tempat saya berbisnis, saya juga ingin membuat beberapa cerpen setiap bulannya, saya juga ingin fokus menghabisi mata kuliah disemester yang akan saya hadapi (Semester 4 dan Semester 5 Semoga Tuhan memberikan kekuatan kepada saya), dan untuk lebih spesifiknya saya akan membuatnya di postingan yang baru. Hehehe

Let's make our resolution for this year! Have you?

Tuesday, January 7, 2014

Yang Katanya besok UAS Kalkulus!

Udah 2 hari ini saya mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) dikampus (Iyalah dikampus masa di mall?). Alhamdulillah... Ujian berjalan dengan lancar, dan saya bisa melewati ujian sampai selesai setiap harinya. Tenang saya gak sampe muntah-muntah dikelas kok walaupun saya menghadapi musuh besar dalam hidup saya (Angka). Ditambah saya harus bergelut dengan dosen yang super ketat mengawasi mahasiswanya. Para pahlawan diri ini (Apa lagi itu? pahlawan diri) berusaha keras menhadapi musuh dimedan perang (UAS) melawan ratusan angka yang berkeliaran dilembaran kertas. "Mereka memang selalu terlihat liar dimata saya!".

Lagi-lagi angka, entah kenapa angka menjadi sebuah momok yang menakutkan bagi saya. Padahal sepengetahuan saya, angka hanya ada 10 karakter, dimulai dari 0 sampai dengan 9. Dan dimulai dari saya kenal dia sampai sekarang saya duduk dibangku kuliahan angka masih tetap tidak berubah. Mungkin dari dulu angka-angka ini tidak banyak bergaul dengan Charles Darwin jadi mereka tidak ikut berevolusi seperti monyet, atau bisa jadi angka tidak pernah percaya dengan teori itu.

Tapi entah mengapa saya sangat membenci tidak suka angka. Wow! Sadis memang, saya membenci tidak suka angka, padahal mereka tidak pernah berbuat salah apapun terhadap saya. Tapi tetap saja saya tidak suka. "Saya berharap semoga kita cepat berdamai yah ngka!" (dari hati yang paling dalem nih...).


***

Saya terkadang heran sama teman-teman yang begitu nikmatnya menyantap soal-soal hitung-hitungan yang penuh akan angka. Seperti satu teman kosan saya ini. Dia bernama Fery Suryaman. Ya... hampir mirip dengan Superman, hanya saja dia bukan manusia super melainkan manusia surya atau manusia bertenaga surya (Read: Matahari), begitulah dia menjelaskan kepada saya ketika pertama kali saya berkenalan dengannya. Agak sedikit aneh unik memang, tapi dia asik banget ko orangnya.

Dia sangat jenius kawan, kalo udah megang kertas HVS kosong dan beberapa soal hitung-hitungan seperti mata kuliah Kalkulus, Mekanika Struktur dan gerombolannya, dia bisa berhari-hari berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan bertahan mengerjakan soal tersebut sampai dia memecahkan apa yang ada didalamnya.
Ini dia penampakan sosok seorang Feri Suryaman
(Liat! Dia punya banyak kertas kan!)
Saya sedikit curiga padanya, kenapa dia bisa sampe segitunya mengerjakan soal Kalkulus dan antek-anteknya itu? Dia bisa mengerjakan soal-soal itu sambil menonton film, makan, ngobrol, duduk-duduk santai depan teras kosan, ngopi, tiduran, ngupil, kayang, dan mandi. Eittss... gak sampe mandi juga sih kayaknya. Hehehe

Yang pasti dia super rajin bin ulet kalo lagi menjamah soal-soal berangka. Dia pernah berkata pada saya, dia pengen jadi lulusan Teknik Sipil terbaik. Ketekunan dan keuletannya ini benar-benar wajib diberi applause! Oke kalo gitu Give Applause buat Feri deh! Prok... Prok... Prok!

Sekarang aja Feri lagi sibuk-sibuknya mengerjakan soal Kalkulus yang diberikan dosen untuk dikumpulkan besok sekaligus UAS Kalkulusnya. Dan saya, masih ngos-ngosan untuk berusaha akrab dengan angka-angka yang ada! Saya memilih untuk menjadi pemain cadangan dalam pertandingan ini, saya utamakan Feri untuk menjadi bintang utamanya. Setelah angka-angka itu terkalahkan, barulah saya masuk dengan suka rela. Hahahahahaha... Cukup! Dalam hati terdalam berkata, "Lang jangan jadi pemain cadangan terus! Kapan kamu bisa menjadi bintangnya?". Sakit! Kalut! dan Nyesek menghujam hate! (Read: Sundanese).

Oleh karena itu semua dengan ini saya menyatakan, saya akan berusaha untuk bersahabat dengan angka! Saya harap angka pun begitu dengan saya. Optimis.

Kremov Pictures Open Casting 2014

Hai-hai temen-temen semua! Sekarang @KREMOVPICTURES Komunitas Film Banten open casting lagi nih untuk project "Film Terbaru tahun 2014!" Bagi temen-temen yang punya bakat berakting, bernyanyi, dan hobi jalan-jalan juga mengembangkan bakat didunia perfilman bisa gabung bersama kami disini.

Clue Filmnya itu adalah mengangkat budaya dan pariwisata di Pandeglang!

Persyaratannya gampang banget, yaitu :
1. Dewasa
2. Pria & Wanita Umur 17-30 Tahun
3. Good Looking
4. Good Akting
5. Bagi yang punya bakat menyanyi ( Boleh ikut )
6. Membawa foto 4x6 ( 2 lbr )


Jika teman-teman berminat, teman-teman bisa datang ke Sekretariat KremovPictures :
Jl. K.H Djamhari Kaloran - Belakang Masjid Gedong, Serang. Banten
Pada tanggal 11, 12, 18, dan 19 Januari 2014
Pukul : 10.00 - Selesai

Untuk info selanjutnya, kalian bisa menghubungi CP ini :
Meli @Mey_ameliamely 083878878744 | Asti @AstiSofyani 087772663383 | Bemby @DioBemby 087771721759 atau bisa langsung visit ke blognya disini: kremovpictures.blogspot.com

Ayo ikut berpartisipasi! Kamulah aktor dan aktris selanjutnya! Selamat Mencoba! :D

Sunday, January 5, 2014

Berani Berbuat Harus Berani Bertanggung Jawab!

Sembari diiringi hujan di sore hari...
Saya ingin sedikit bercerita,

"Tak perlu disesali, lanjutkan dan syukuri apa yang telah diberi". Kata-kata itulah yang masih saya pegang sampai saat ini. Entah sampai kapan kata-kata ini kuat untuk memotivasi saya bertahan kuliah di Teknik Sipil. Berat rasanya bagi seorang lulusan pondok seperti saya, melanjutkan kuliah di Fakultas Teknik. Saya tau dipondok juga di ajarkan pelajaran hitung-hitungan, tapi saya tidak menyukai itu kawan, saya tidak tertarik sama sekali untuk mempelajarinya. Ya saya juga tau saya pernah sesekali mewakili pondok untuk mengikuti lomba olimpiade-olimpiade seperti olimpiade komputer, olimpiade kimia dan sebagainya, tapi semuanya tidak sebaik yang dikira, itu hanya sebuah kebetulan, itu hanya sebuah keberuntungan yang saya punya.

Saya tau, dulu saya sedikit menggemari ilmu-ilmu yang banyak menggunakan rumus-rumus yang telah diciptakan oleh ilmuan terdahulu, seperti Albert Einsten, Thomas Alfa Edison, Newton dan yang lainnya. Tapi itu dulu, dulu sekali ketika saya baru masuk Pondok setelah lulus dari SD. Beranjak dewasa saya sadar bahwa saya memilki mimpi dan visi yang tidak sejalur dengan dunia hitung-menghitung seperti yang sekarang sedang saya dapati di Teknik Sipil. Saya tidak menyalahi dan menganggap Teknik Sipil itu buruk, tapi saya hanya merasa kurang cocok jika saya harus belajar disini, karena saya mempunyai visi dan mimpi yang sangat bertolak belakang dengan dunia Teknik Sipil. Ya benar saya terjebak oleh pilihan saya sendiri. Teknik sipik bukanlah pilihan yang tepat bagi saya untuk menunjang mimpi dan cita-cita yang selama ini sudah saya pupuk. Saya terjebak.

Di semester 2 saya mencoba untuk menghindar dari dunia Teknik Sipil, saya mencoba untuk pindah ke jurusan lain yaitu jurusan Komunikasi, dengan harapan dijurusan ini saya bisa mendapatkan ilmu-ilmu yang menunjang visi dan mimpi saya. Di jurusan ini banyak sekali ilmu yang pasti akan saya dapat, dan tentunya akan sejalur dengan visi dan misi saya. Tapi apa yang saya dapatkan? Saya gagal untuk pindah, ketua jurusan yang bersangkutan tidak menerima saya hanya karena saya mempunyai IP yang kecil di jurusan Teknik Sipil. Hanya karena sebuah IP, saya tidak mengerti apa hebatnya sebuah IP. Memang waktu itu saya sempat leha-leha dan tidak memikirkan kuliah yang sedang saya ikuti, saya malah asik berbisnis dan fokus mengurusi proyek Film, disinilah letak kelasalahan saya, dan saya mengakui itu. Tapi mengapa IP yang dijadikan indikatornya? Tentu Tak sama jerih payah IP yang di dapatkan di Teknik dengan IP yang di dapatkan di Komunikasi? Aih.. Kejadian ini membuat saya bingung, bingung dengan sebingung-bingungnya.

Cita-cita dan mimpi saya saat ini adalah ingin sekali menjadi seorang penulis, motivator, dan pengusaha. Tak ada kaitannya dengan Teknik Sipil, jika memang ada pun, itu hanya sebagian kecil. Saya galau, saya tertekan dengan kondisi ini. Tapi saya juga tau jika saya mengikuti kegalauan tanpa terus berusaha menyelesaikan maslah yang sedang dihadapi, that just make me fall.

Saya hanya menyesal, mengapa saya baru sadar saat ini. Banyak sekali perubahan dalam pola belajar yang biasa saya lakukan ketika saya masih belajar di pondok, dengan saya belajar di Teknik Sipil. Tak ada ghiroh semangat yang menggebu dalam jiwa saya saat belajar di Teknik, tak ada tujuan yang pasti mengapa saya harus mempelajari mata kuliah di Teknik Sipil seperti Kalkulus, Mekanika Struktur, Hidrolika, Fisika Dasar dan banyak lagi mata kuliah yang hampir semuanya I don't like it. Ini sangat menyiksa. Entah sampai kapan saya akan bertahan, entah sampai kapan saya akan berjuang?

Kesalahan awal memang ada pada saat saya memilih kuliah, this my wrong. Kenapa saya harus memilih Teknik jika memang tidak suka hitung-hitungan, that's why I look stupid. Karena pilihan ini bukanlah pilihan utama saya, ini hanya pilihan cadangan dan ternyata Tuhan menakdirkan saya untuk kuliah disini. Mungkin ada hikmah yang besar dibalik semua ini, itu baru mungkin.

Yang saya lakukan di kampus saat ini hanya berusaha masuk kelas dengan alasan absen harus penuh, dan berusaha memahami setiap angka yang dibeberkan dipapan tulis oleh dosen, jika memang sudah tidak menarik maka saya akan mengalihkan otak saya ke impian-impian yang saya genggam, entah itu menuliskannya didalam buku catatan atau bahkan menggambarkannya dalam bentuk khayalan. I don't care with another. Saya belum tau apakah dengan cara seperti ini saya bisa lulus kuliah, semoga syndrom mental down yang saya miliki saat ini cepat menghilang, dan berganti dengan syndrom manusia yang tak pernah menganggap tantangan adalah beban melainkan itu adalah sebuah kesempatan. Semoga.

"Berani berbuat harus berani bertanggung jawab!", begitu kata ibu saya. Mungkin jurus ini harus saya aplikasikan dimasalah ini.

Thursday, January 2, 2014

Gelisah tanda akan Naik Kelas!

Ada hal aneh akhir-akhir minggu ini dalam diri saya, entah kenapa rasanya berat banget buat saya nulis lagi di blog ini. Setiap kali saya udah buka dasbor dan cursor dilayar laptop udah mulai kedip-kedip pertanda dia siap untuk menghasilkan ratusan kata-kata yang akan saya ketik dari balik keyboard laptop saya, dan disitu juga niat saya yang tadinya udah mendesak dan menggebu-gebu ingin tersalurkan perlahan mulai mengedip-ngedip lesu. Aneh. Hal ini sangat menggangu sekali.

Banyak ide-ide yang semula bergelantungan di benak saya tergusur begitu saja oleh syndrom freak ini, saya mulai takut untuk menulis. "Hei lang? What's wrong with you?". Entahlah saya pikir akhir-akhir ini saya sering merasa tidak nyaman ketika hendak menulis, ada rasa takut, gusar, cape, bingung, bahkan malas untuk memproduksi kata-kata yang biasa saya hasilkan dengan suka cita. Saya takut kalo nanti tulisan yang saya buat terlihat jelek, tidak bagus, spam, dan tidak berguna. Ini penyakit yang biasa penulis temui. Katanya.

Kegelisahan-kegelisahan seperti ini yang membuat saya bingung. Sekali lagi saya bertanya pada diri saya "What's wrong with you lang? Ada apa dengan mu lang?". Bukankah selama ini kau punya mimpi yang sangat besar dalam dunia kepenulisan ini. Apa kabar mimpi-mimpimu itu? Sudahkah kau menjaganya dengan baik? Apakah kau mau berhenti cukup sampai disini kemudian gagal? Ataukah kau mau bangkit dan berjuang terus sampai titik energi penghabisan? Bukankah kau sendiri yang pernah bilang bahwa konsisten dalam menekuni suatu hal adalah satu langkah menuju kesuksesan. Jadi kenapa kau sendiri yang bingung dan gelisah dengan hal ini. Kau harus bisa melewatinya dengan mudah seharusnya. "Ya.. saya bisa!". Saya mencoba untuk meyakinkan diri.

Sekarang kita sudah masuk kedalam era tahun 2014, tahun yang penuh dengan harapan-harapan baru, mimpi-mimpi baru dan bahkan project-project baru. Seharusnya bisa lebih semangat dan lebih agresif lagi dalam mensiasati waktu dan dalam bertindak-tanduk. Karena tidak ada hal yang didapat tanpa hasil sebuah kerja keras dan kesungguhan. Semua hal yang kita inginkan tidak secara langsung bim salabim jadi apa prok..prok..prok! Terus terwujud! Hehehe. Pak Tarno pun harus berjuang dan bersungguh-sungguh sampai akhirnya bisa mengenalkan kepada masyarakat Indonesia tentang mantra prok.. prok.. prok-nya. Give applause buat Pak Tarno! Prok.. Prok.. Prok! :D

Nah.. mulai sekarang apa yang harus saya lakukan? Tentu saja saya harus tetap konsisten menulis dan menulis, gak peduli tulisan itu buruk atau bahkan basi! Almuhim nulis. Itu yang ada dalam benak saya saat ini. Dan itu juga kata salah satu motivator terkenal Sukses Mulia Jamil Azzaini. "Usahakan menulis minimal perhari satu lembar, dalam waktu sebulan kamu sudah mempunyai 30 tulisan! Tak usah pedulikan karya mu bagus atau buruk, seiring berjalnnya waktu tulisan kamu pun akan ikut menjadi baik!" Begitu ujarnya. "Oke oke kek siap Laksanakeun!" Berdiri tegak sembari hormat ala Bung Karno. Hehehe.

Udah hampir sebulan lanjutan dari tulisan Jogja Asian Festival Film #Part 1 terbengkalai begitu saja. Mungkin sekarang isinya sudah hampir pada lumutan semua. Mungkin juga saya sudah mulai dikutuki para pembaca saya yang sudah pada penasaran dengan lanjutan ceritanya seperti apa?. "Maafkan saya para Readers selama ini, saya telah menjadi penulis blog yang lalai, mulai saat ini saya akan berjuang lebih giat lagi untuk para Readers yang saya cintai!" Kemudian nyengir kuda. Cling. Hehehe. So harap tenang! Sekarang saya sudah mulai go on again ko!. Gak lama lagi tulisan "Jogja Asian Festival Film #Part 2" lahir dengan selamat. Semoga. Doakan yah! Hehehe.

Adakalanya gelisah dan perenungan memang dibutuhkan untuk mendapatkan hal-hal yang lebih baik dari sebelumnya. Karena hidup kita tak selamanya ada diatas dan tak selamanya ada dibawah. Semuanya akan bergilir seiring dengan bergulirnya waktu. Tinggal bagaimana kita sebagai empunya agar bisa mensiasati hal-hal yang tidak kita inginkan dalam kehidupan kita, agar hidup kita selalu naik, naik dan naik. Gelisah merupakan tanda bahwa kau akan naik kelas!.

Bukankah Nabi pernah berpesan bahwa kita harus memiliki peningkatan setiap hari agar termasuk kedalam golongan orang yang beruntung. Jadi mengapa tidak kita berusaha untuk selalu meningkatkan kualitas hidup kita setiap harinya, atau setiap bulannya atau bahkan setiap tahunnya.

Dari kejadian ini juga saya tersadar, ternyata benar! Segala sesuatu yang ada di dalam otak kita jangan hanya bisa dipikirkan, dan dipendam tapi harus bisa di-Action-kan! Agar yang didalam otak kita itu bisa menjadi hal yang bermanfaat. Karena sesuatu yang di-Action-kan (Bahasa apa ini) pasti akan menghasilkan hal yang baru dan pembelajaran yang baru. Baik ataupun buruk. Bukankah begitu? :)