Monday, August 26, 2013

Nggak suka bacaan Berat, yang Ringan lebih asik!!!

Kegemaran saya untuk membaca dan menulis sudah muncul dari sejak SD atau bahkan TK, mulai dari mengenal huruf-huruf A, B, C, D, E, F, G, yang biasa saya hapalkan sambil menyanyikannya, bahkan sampe menggabungkan huruf-huruf itu sehingga bisa menjadi kata. Ibu saya lah yang mengajarkan itu semua, setelah guru saya disekolah. Ibu sangat berperan penting dalam proses belajar membaca yang saya jalani, setiap hari setiap melihat tulisan pasti saya disuruhnya untuk membaca tulisan itu. Walau sambil terbata-bata saya tetap mencoba untuk membacanya, sesekali aku salah membaca sebuah kata, waktu itu saya asal nebak tulisan yang ada diangkot yang sedang saya tumpangi dengan ibu saya, bacaan yang biasa tertera dibelakang angkot yaitu tulisan "Pusaka Motor" atau "Panca Tunggal". Seperti biasa ibu saya menyuruh saya untuk membaca tulisan yang ada dibelakang angkot itu, saya coba untuk mengejanya satu per satu, waktu itu saya masih duduk dibangku kelas satu SD, setelah susah payah mengeja didalam hati, aku tau bacaan dari tulisan itu, Panca Tunggal. Dan seperti biasa pula, ibu langsung memuji saya dan betapa bangganya saya waktu itu.

Suatu ketika saya dan ibu saya sedang naik angkot dalam perjalanan pulang ke rumah seusai pulang sekolah, seperti biasa ibu kembali menyuruhku untuk membaca tulisan yang ada dibelakang mobil. Saya masih ingat waktu itu pernah membacanya, bacaan tulisan itu yaitu Panca Tunggal. Waktu itu saya malas untuk mengeja ulang tulisan itu, lagian saya udah tau bacaannya apa, buat apa dieja ulang. Dengan tidak ragu, dan sangat yakin, saya bilang ke ibu saya, "Panca Tunggal bu!!!". Ibuku bengong dan memasang wajah bingung, begitu juga dengan saya, saya malah jadi tambah bingung. Ibu nggak seperti biasanya memberikan reward pujian atau apapun, tidak lama kemudian ibu saya tersenyum dan menyuruhku untuk mengeja ulang bacaan itu.

Karena penasaran saya pun tidak malas lagi, tapi berusaha untuk membaca tulisan itu. Dan setelah saya eja, ternyata tulisan yang sekarang ada diangkot yang saya tumpangi adalah Pusaka Motor, bukan Panca Tunggal. Setelah tau bacaannya saya pun tersipu malu dan menertawakan diri sendiri didalam hati. "Ya Allah ternyata salah yah hehehe pantesan tadi ibu bengong". Sekarang dengan sedikit malu aku bilang ke ibuku, "Pusaka Motor bu!!! hehehe". Ibu saya langsung tersenyum dan berkata "Nah gitu, kalo belum tau jawabannya jangan asal jawab, tapi dibaca dulu dengan baik, jangan malas untuk membaca ya nak".

Dari situ saya pun menjadi giat membaca dan haus akan bacaan, walaupun dulu saya tidak suka dengan buku yang didalamnya tulisan semua, apalagi dengan tulisan sastra yang gaya bahasanya sangat berat untuk dicerna, dari melihat cover atau membaca prolog-nya saja saya udah gak nyaman, apalagi membaca isinya yang butuh lama untuk mencerna setiap makna kalimatnya. Saya lebih senang membaca tulisan yang ringan dan ditambah sedikit atau banyak gambar, saya rasa itu akan membuat buku atau tulisan terasa lebih hidup. Buku yang seperti ini bukan hanya memiliki satu buah karya tulisan saja tapi juga memilki karya gambar. Jadi satu buku terdapat dua karya.

Saya sangat suka menggambar, dari kecil saya sudah menggambar. Menggambar gunung segitiga, ada mataharinya, ditambah ada jalannya, disamping-samping jalan ada sawahnya, biar lebih bagus dikasih pohon kelapa. Begitulah, ya... sama lah dengan kebanyakan murid lainnya, rata-rata hampir setiap kita pernah melakukannya bukan? Hehehe
Tapi ada yang beda, saya juga senang menggambar kartun, saya sering banget mencontek gambar, atau agar lebih mudah saya jiplak gambarnya, dan setelah gambar jadi saya warnai gambarnya, dan setelah benar-benar jadi gambar yang utuh saya kasih liat dulu ke orang tua, seperti biasa agar mendapatkan reward dari ibu atau bapak saya, setelah itu baru saya tempel di dinding kamar saya.

Ada perasaan senang dan bangga ketika saya bisa membuat sebuah gambar, maka dari itu pula saya lebih senang dengan tulisan yang bergambar, dibandingkan tulisan sastra yang kebanyakan falsafah gak jelas. Saya lebih senang mengimajinasikan sebuah gambar, dari pada memahami sebuah deskripsi kuno. Dukungan dari kedua orangtua saya nggak cukup dari cara mengajari membaca saja, bapak saya tau saya sangat menginginkan komik, tidak lama setelah saya meminta, bapak saya langsung membelikan saya komik, waktu itu bapak saya membelikan komik pertama saya "Dragon Ball Z". Senang luar biasa tak terbendung, saya sangat beruntung memiliki kedua orangtua yang sangat pengertian sekali dan selalu mendukung apa yang ingin saya kerjakan. "Terima kasih pak, bu jasa kalian sungguh begitu besar, tidak ada satu pun yang mampu menyanggupi itu kecuali Tuhan, kalian adalah sepasang malaikat yang mulia, yang selalu berusaha memberikan apa yang aku butuhkan, dan tak berharap untuk dikembalikan, kalian orangtua terbaik sepanjang masa yang aku punya, aku sayang kalian. :*

No comments:

Post a Comment