Tuesday, July 15, 2014

Dari Keluhan menjadi Syukuran


Masih belum bisa lepas tentang tulisan Keluhan Mahasiswa Salah Jurusan yang saya tulis beberapa minggu lalu, tulisan itulah yang mewakili isi hati saya bahwa betapa sulitnya saya menghadapi kuliah yang tidak sesuai dengan passion saya. Keluhan itu saya buat bukan hanya sekedar untuk mengeluh lalu sudah selesai begitu saja tanpa berbuat apa-apa? Tulisan itu saya buat dengan tujuan untuk menumpahkan keluhan yang sudah menumpuk dan mendesak dada dan ubun-ubun, keluhan itu saya buat agar dada ini dan kepala ini tidak meledak dan menimbulkan hal yang diluar batas. Disisi lain saya terus mencoba, bertindak, bergerak untuk mencari jalan keluar, untuk mencari cara agar bisa terbebas dari belenggu yang menyiksa ini. Saya ikuti aturan mainnya dan saya lakukan sepenuh hati dan semampu yang bisa saya perbuat, saya berikan kemampuan terbaik saya, walaupun berat tapi saya tetap maju. Dan sekarang lihatlah apa hasil yang saya dapat? Usaha saya tidak lah sia-sia, benar apa yang dikatakan syair dari arab yang dulu pernah saya pelajari ketika di pondok. (Man Yazro' yahsud) “Barang siapa yang menanam, dia pasti akan menuai”, Alhamdulillah saya sangat bersyukur sekali, dua semester belakangan ini nilai Indeks Prestasi (IP) saya selalu naik, walaupun
nggak naik secara drastis, itu saja saya sudah merasa sangat bersyukur. Itu pertanda saya mengalami perbaikan dalam setiap semesternya, itu berarti saya termasuk orang yang beruntung. Sampai akhirnya pada semester ini saya bisa mendapatkan IP: 3,00 dan termasuk IP saya paling tinggi saat ini.

Iya saya tau, IP: 3 bagi beberapa mahasiswa jurusan lain mungkin bukanlah IP yang istimewa, tapi bagi mahasiswa teknik (dan mengaku salah jurusan) seperti saya, ini merupakan pencapaian tertinggi bisa menaklukan si Tiga, maka dari itu saya sangat beryukur dan saya ucapakan terima kasih kepada teman-teman dan kepada semua pihak yang sudah mau mendukung dan membantu saya untuk tetap semangat mengarungi perjalanan ini. Thank’s guys! Tanpa kalian aku bukanlah apa-apa.

***

Masih hangat dalam ingatan saya nilai jeblok yang saya ciptakan ketika semester 2, percaya atau tidak IP saya pada semester itu adalah 1,1. Ya, satu koma satu atau biasa dibilang NASAKOM (Nasib Satu Koma). Waktu itu saya memang sedang galau akut dengan jurusan yang saya tempati, saya berencana untuk lari dari masalah dan memilih pindah ke jurusan lain, dari situlah giat belajar saya menurun dan malas-malasan, karena saya sudah sangat yakin akan pindah jurusan. Sayang seribu sayang ketika waktunya tiba untuk saya mengurus kepindahan saya ke jurusan yang saya minati, ternyata jurusan yang saya tuju tidak bisa menerima saya, dengan alasan saya adalah seorang mahasiswa teknik, entahlah alasan logis macam apa yang diberikan ketua jurusan ini. Saya sangat sakit hati dan benar-benar terpuruk waktu itu. Bukan hanya ditolak secara mentah-mentah, tapi nilai NASAKOM yang saya punya pun sangat buruk menemani semester kelam kala itu, dari sinilah saya mencoba untuk menenangkan diri dan berpikir lebih jernih tentang arah kehidupan langkah penentuan jati diri saya. Pada akhirnya setelah dipikir dan di timbang-timbang saya memutuskan untuk melanjutkan perjuangan ketersesatan saya kuliah di jurusan teknik. Lah toh, tersesat dijurusan ini kan nggak buruk-buruk amat, dengan masa depan pekerjaan yang cerah.

Jujur untuk melewati itu semua tidak lah mudah, malah terbilang sangat sulit bagi saya. Tapi jika saja waktu itu saya menyerah dan berhenti, mungkin saya tidak akan merasakan kenikmatan disemester ini, ada banyak hikmah yang saya dapat di semester 4 ini. Terima kasih Tuhan atas berkah yang engkau berikan pada semester ini, sehingga saya bisa bersemangat kembali untuk mempercepat kelulusan yang diimpi-impikan setiap mahasiswa teknik.

Pelajaran yang saya dapat dari perjalanan beberapa semester kebelakang adalah: Timbulnya masalah bukan untuk dihindari, tapi timbulnya masalah untuk kita hadapi dan diselesaikan. Karena dengan menyelesaikan satu masalah, dengan secara otomatis kelas kita pun akan naik dengan sendirinya. Berbeda hal nya jika kita menghindari masalah, yang ada kita malah akan mendapatkan masalah yang baru dan tentu saja akan sangat sulit untuk naik kelas. Bukan hanya waktu yang akan terbengkalai tapi masalah yang datang pun akan semakin banyak jika kita tidak mencoba untuk menyelesaikan dan menghadapinya. Yang kedua, jalani, syukuri dan lakukan hal yang terbaik yang bisa kita lakukan untuk bisa melewati perjalanan yang sedang ktia tempuh, masalah hasil serahkan semuanya kepada Tuhan, ingatlah Dia tidak buta, Dia tidak tuli, dan Dia pun tidak cuek terhadap hamba-Nya. Malahan Dia Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Bijaksana. Begitulah hasil pengalaman yang saya dapat. Bagaimana dengan pengalamanmu? :)

Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan(5) Sesungguhnya bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan(6). (Q.S Al-Insyirah 5-6)

No comments:

Post a Comment