Masih belum bisa lepas
tentang tulisan Keluhan Mahasiswa Salah Jurusan yang saya tulis beberapa minggu lalu, tulisan itulah yang mewakili isi hati
saya bahwa betapa sulitnya saya menghadapi kuliah yang tidak sesuai dengan passion saya. Keluhan itu saya buat
bukan hanya sekedar untuk mengeluh lalu sudah selesai begitu saja tanpa berbuat
apa-apa? Tulisan itu saya buat dengan tujuan untuk menumpahkan keluhan yang
sudah menumpuk dan mendesak dada dan ubun-ubun, keluhan itu saya buat agar dada
ini dan kepala ini tidak meledak dan menimbulkan hal yang diluar batas. Disisi
lain saya terus mencoba, bertindak, bergerak untuk mencari jalan keluar, untuk
mencari cara agar bisa terbebas dari belenggu yang menyiksa ini. Saya ikuti
aturan mainnya dan saya lakukan sepenuh hati dan semampu yang bisa saya
perbuat, saya berikan kemampuan terbaik saya, walaupun berat tapi saya tetap
maju. Dan sekarang lihatlah apa hasil yang saya dapat? Usaha saya tidak lah
sia-sia, benar apa yang dikatakan syair dari arab yang dulu pernah saya
pelajari ketika di pondok. (Man Yazro' yahsud) “Barang siapa
yang menanam, dia pasti akan menuai”, Alhamdulillah saya sangat bersyukur
sekali, dua semester belakangan ini nilai Indeks Prestasi (IP) saya selalu naik,
walaupun
nggak naik secara drastis, itu saja saya sudah merasa sangat
bersyukur. Itu pertanda saya mengalami perbaikan dalam setiap semesternya, itu
berarti saya termasuk orang yang beruntung. Sampai akhirnya pada semester ini
saya bisa mendapatkan IP: 3,00 dan termasuk IP saya paling tinggi saat ini.
Iya saya tau, IP: 3
bagi beberapa mahasiswa jurusan lain mungkin bukanlah IP yang istimewa, tapi
bagi mahasiswa teknik (dan mengaku salah jurusan) seperti saya, ini merupakan
pencapaian tertinggi bisa menaklukan si Tiga, maka dari itu saya sangat
beryukur dan saya ucapakan terima kasih kepada teman-teman dan kepada semua
pihak yang sudah mau mendukung dan membantu saya untuk tetap semangat
mengarungi perjalanan ini. Thank’s guys! Tanpa kalian aku bukanlah apa-apa.
***
Masih hangat dalam
ingatan saya nilai jeblok yang saya ciptakan ketika semester 2, percaya atau
tidak IP saya pada semester itu adalah 1,1. Ya, satu koma satu atau biasa
dibilang NASAKOM (Nasib Satu Koma). Waktu itu saya memang sedang galau akut
dengan jurusan yang saya tempati, saya berencana untuk lari dari
masalah dan memilih pindah ke jurusan lain, dari situlah giat belajar saya
menurun dan malas-malasan, karena saya sudah sangat yakin akan pindah jurusan.
Sayang seribu sayang ketika waktunya tiba untuk saya mengurus kepindahan saya
ke jurusan yang saya minati, ternyata jurusan yang saya tuju tidak bisa
menerima saya, dengan alasan saya adalah seorang mahasiswa teknik, entahlah
alasan logis macam apa yang diberikan ketua jurusan ini. Saya sangat sakit hati
dan benar-benar terpuruk waktu itu. Bukan hanya ditolak secara mentah-mentah,
tapi nilai NASAKOM yang saya punya pun sangat buruk menemani semester kelam
kala itu, dari sinilah saya mencoba untuk menenangkan diri dan berpikir lebih
jernih tentang arah kehidupan langkah penentuan jati diri saya. Pada akhirnya
setelah dipikir dan di timbang-timbang saya memutuskan untuk melanjutkan
perjuangan ketersesatan saya kuliah di jurusan teknik. Lah toh, tersesat
dijurusan ini kan nggak buruk-buruk amat, dengan masa depan pekerjaan yang
cerah.
Jujur untuk melewati
itu semua tidak lah mudah, malah terbilang sangat sulit bagi saya. Tapi jika
saja waktu itu saya menyerah dan berhenti, mungkin saya tidak akan merasakan
kenikmatan disemester ini, ada banyak hikmah yang saya dapat di semester 4 ini.
Terima kasih Tuhan atas berkah yang engkau berikan pada semester ini, sehingga
saya bisa bersemangat kembali untuk mempercepat kelulusan yang diimpi-impikan setiap mahasiswa teknik.
Pelajaran yang saya
dapat dari perjalanan beberapa semester kebelakang adalah: Timbulnya masalah bukan untuk dihindari, tapi timbulnya masalah untuk
kita hadapi dan diselesaikan. Karena dengan menyelesaikan satu masalah, dengan
secara otomatis kelas kita pun akan naik dengan sendirinya. Berbeda hal nya
jika kita menghindari masalah, yang ada kita malah akan mendapatkan masalah
yang baru dan tentu saja akan sangat sulit untuk naik kelas. Bukan hanya waktu
yang akan terbengkalai tapi masalah yang datang pun akan semakin banyak jika
kita tidak mencoba untuk menyelesaikan dan menghadapinya. Yang kedua, jalani, syukuri dan
lakukan hal yang terbaik yang bisa kita lakukan untuk bisa melewati perjalanan
yang sedang ktia tempuh, masalah hasil serahkan semuanya kepada Tuhan, ingatlah
Dia tidak buta, Dia tidak tuli, dan Dia pun tidak cuek terhadap hamba-Nya.
Malahan Dia Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Bijaksana. Begitulah hasil pengalaman yang saya dapat. Bagaimana dengan pengalamanmu? :)
Maka sesungguhnya
bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan(5) Sesungguhnya bersama kesulitan
itu pasti ada kemudahan(6). (Q.S Al-Insyirah 5-6)
No comments:
Post a Comment